Keren, Induk Google Raih ‘Omzet’ Rp 931 T, Iklan YouTube Mencapai Rp 103 T

Sergey Brin Presiden Perusahaan Alphabet. Foto: (REUTERS/Andrew Kelly)

TOPIKINDONESIA.ID, JAKARTA  – Induk usaha Google, Alphabet Inc, melaporkan laba dan pendapatan untuk kuartal ketiga tahun ini, yang melampaui perkiraan analis.

Hal tersebut menyebabkan saham perusahaan induk Youtube yang diperdagangkan di Bursa Nasdaq AS ini naik 1,35% pada perdagangan Selasa (26/10) waktu setempat, seperti dilansir dari CNBCIndonesia.com, Rabu (27/10/2021).

Dalam laporan keuangan tersebut Alphabet mengumumkan bahwa perusahaan berhasil memperoleh pendapatan sebesar US$ 65,12 miliar atau setara dengan Rp 931,21 triliun (kurs Rp 14.300/US$). Angka tersebut 2,81% lebih besar dari perkiraan Refinitiv.

Selain itu perusahaan juga mengumumkan laba per saham sebesar US$ 27,99 (Rp 400.257) atau 19,21% lebih besar dari perkiraan Refinitiv.

Baca juga Presiden Jokowi Wanti-wanti Gelombang Ketiga Covid-19 di Indonesia

Danrem 043 Gatam Silaturahmi Ke Ponpes Riyadhus Sholihin Melihat Perkembangan Anak Yatim

Terlibat Kriminalitas, Oknum Bripka IS Diputus PTDH dalam Sidang Kode Etik Profesi Polri

Secara rinci berikut adalah kinerja yang dilaporkan Alphabet versus perkiraan dari analis Wall Street:

Laba per saham (EPS): US$ 27,99 per saham vs US$ 23,48 per saham, menurut perkiraan Refinitiv.

– Pendapatan: US$ 65,12 miliar vs US$ 63,34 miliar, menurut perkiraan Refinitiv.

– Pendapatan iklan YouTube: US$ 7,21 miliar vs US$ 7,4 miliar yang diharapkan analis.

– Pendapatan Google Cloud: US$ 4,99 miliar vs. US$ 5,07 miliar yang diharapkan analis.

– Biaya perolehan lalu lintas (TAC): US$ 11,50 vs. US$ 11,16 miliar yang diharapkan analis.

Hingga akhir September 2021, pendapatan iklan Google naik 43% menjadi US$ 53,13 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 37,1 miliar dan sedikit lebih tinggi dari kuartal sebelumnya.

Iklan YouTube juga tercatat naik menjadi US$ 7,21 miliar atau setara Rp 103 triliun, dari sebelumnya sebesar US$ 5,04 miliar akhir September tahun lalu.

Kinerja Google tidak terlalu terpengaruh oleh perubahan privasi yang dilakukan Apple pada iOS 14 awal tahun ini.

Sebelumnya Snapchat dan Facebook mengatakan perubahan privasi yang memungkinkan konsumen untuk memilih keluar dari iklan bertarget di aplikasi, sebagai alasan utama gangguan bisnis selama periode tersebut. Hal ini karena Google memiliki sistem operasi Android, dan tidak terlalu bergantung pada Apple.

Dilansir CNBC Internasional, Ruth Porat, Direktur Keuangan Alphabet, mengatakan melalui telepon dengan analis bahwa fitur privasi baru memiliki “dampak kecil pada pendapatan YouTube.” Dia menambahkan bahwa “fokus terhadap privasi telah menjadi inti dari apa yang telah [Google] lakukan secara konsisten.”

Saham Alphabet naik 61% tahun ini, nyaris dua kali lipat dari kenaikan indeks S&P 500, karena investor bertaruh pada kemampuan Google untuk bangkit saat ekonomi dibuka kembali pasca pandemi.

Gubernur Arinal Djunaidi Bersama Wamen BUMN Kartika Lakukan Groundbreaking Bakauheni Harbour City

Philipp Schindler, Chief Business Officer Google, mengatakan ritel adalah kontributor terbesar untuk pertumbuhan iklan secara tahunan. Belanja media dan keuangan juga signifikan.

Pendapatan di divisi cloud Google naik 45% menjadi US$ 4,99 miliar, sementara kerugian operasional menyusut menjadi US$ 644 juta dari semula mencapai US$ 1,21 miliar.

Alphabet telah banyak berinvestasi di unit bisnis yang dipimpin oleh mantan eksekutif Oracle Thomas Kurian, dalam upaya untuk mengejar Amazon Web Service dan Microsoft Azure di bisnis komputasi awan.

Pendapatan di segmen lain tempat Google ‘berjudi’, yang mencakup perusahaan mobil tanpa pengemudi (self-driving) Waymo, naik sedikit menjadi US$ 182 juta dari US$ 178 juta. Kerugian meningkat menjadi US$ 1,29 miliar dari US$ 1,1 miliar setahun sebelumnya.

Alphabet melaporkan keuntungan investasi sebesar US$ 188 juta pada kuartal tersebut, naik dari keuntungan sebesar US$ 26 juta pada tahun sebelumnya. Unit bisnis investasi perusahaan, yang bertaruh pada start-up di berbagai tahap, diuntungkan dari IPO pengembang perangkat lunak cloud Freshworks dan vendor teknologi restoran Toast.

Ruth Porat juga menyebutkan bahwa perusahaan menambahkan 6.000 karyawan pada kuartal ketiga dan mengharapkan pertumbuhan jumlah karyawan yang “kuat” pada kuartal keempat. (*)

 

Loading