OJK Lampung: Aset Perbankan Triwulan Ketiga Tahun 2021 Tumbuh 7,43 Persen

TOPIKINDONESIA.ID – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Lampung mengabarkan bahwa aset perbankan di triwulan ketiga tahun 2021 mengalami pertumbuhan 7,43 persen.

Kepala OJK Provinsi Lampung Bambang Hermanto mengatakan, Aset perbankan pada triwulan III-2021 mengalami pertumbuhan sebesar 7,43% (Rp7,771 miliar) dari sebesar Rp96.792 Miliar menjadi sebesar Rp104.563 Miliar jika dibandingkan dengan triwulan III-2020 (yoy).

Baca juga

Fintech P2P Meningkat Dua Tahun Terakhir, Saat Ini Tinggal 104 Platform Legal

Kepercayaan Masyarakat Kepada Polri Naik Jadi 80,2 Persen

Menurutnya, hal ini sejalan dengan penyaluran kredit yang tumbuh sebesar 5,28% (Rp3.751 Miliar) dari sebesar Rp67.269 Miliar menjadi sebesar Rp71.020 Miliar (yoy) dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga yang tumbuh sebesar 6,31% atau Rp3.649 Miliar (y0y).

“Hal ini tentunya memberikan dampak positif terhadap perekonomian Provinsi Lampung”, ujar Bambang saat membuka kegiatan pembekalan dan pemaparan kinerja Industri Jasa Keuangan Triwulan III-2021 kepada perwakilan insan media di Provinsi Lampung di Hotel Emersia, Senin (6/12/2021).

Fakta Terkini Gunung Semeru Meletus, Puan Maharani Minta Pemerintah Utamakan Penyelamatan Warga

Bambang juga mengatakan, OJK juga terus mencermati pergerakan rasio NPL Perbankan yang per posisi September 2021.

Disampaikannya, Pada triwulan 3 tahun 2021 kualitas kredit perbankan di Provinsi Lampung cukup terkendali ditengah faktor eksternal yang masih belum sepenuhnya membaik meskipun telah terjadi pertumbuhan ekonomi positif pada 2 triwulan terakhir.

Mendagri Dorong Tranformasi Digital Keuangan Daerah

Kemudian, Rasio kredit bermasalah (NPL) masih dibawah threshold 5% dan mulai menunjukkan trend menurun dari periode triwulan sebelumnya, posisi Juni 2021 sebesar 4,98% menjadi sebesar 4,86% (menurun 0,12%).

“Hal ini terlihat dari penurunan nominal kredit bermasalah sebesar Rp37,806 Miliar yaitu dari sebesar Rp3,491 Triliun (Juni 2021) menjadi sebesar Rp3,454 Triliun posisi September 2021,” ungkap Bambang.

Alhamdulillah, Korem 043 Gatam Lampung Terima Dukungan Satu LCD Proyektor dari Disinfohlatad

Bambang juga menyampaikan, tiga sektor ekonomi penyumbang kredit bermasalah terbesar, yaitu Sektor transportasi, pergudangan dan komunikasi sebesar Rp1,64 triliun atau 47,52% dari total NPL, pedagang besar dan eceran sebesar Rp1,18 triliun (34,21%) dan Penerima kredit bukan lapangan usaha sebesar Rp342,89 Miliar (9,93%).

“Potensi kenaikan NPL ini juga telah diingatkan oleh OJK selaku regulator di sector jasa keuangan dan telah jauh-jauh hari diantisipasi oleh perbankan dengan menjaga kecukupan pembentukan cadangan kerugian aktiva produktif serta lebih selektif dalam penyaluran kredit dan pelaksanaan restrukturisasi kredit,” jelas Bambang.

Tadi Malam Presiden Jokowi Turut Bermain Bulutangkis, Berikut Jadwal Babak Penyisihan Grup BWF World Tour Finals 2021!

Untuk sektor Industri Keuangan Non Bank (IKNB), lanjut Bambang, kinerja Perusahaan Pembiayaan di Triwulan III-2021 secara year on year dalam melakukan penyaluran pembiayaan terkontraksi sebesar Rp278 Milyar atau 3,52% (yoy) menjadi sebesar Rp7.627 Milyar.

Penurunan terbesar terjadi pada industri pengolahan yang turun sebesar Rp415M (55,73% yoy) diikuti aktivitas transportasi dan pergudangan yang turun sebesar Rp112M (14,33% yoy).

Kapolda Lampung Hadiri Upacara Virtual HUT Korps Polairud ke-71

“Penurunan ini disebabkan oleh pembatasan mobilitas yang terjadi pada triwulan III – 2021 dan perusahaan pembiayaan lebih selektif dalam penyaluran kredit,” jelasnya.

“Untuk Modal Ventura, Aset Perusahaan Modal Ventura (PMV) di Lampung terkontraksi sebesar 8,54% atau sebesar Rp5,06M. Salah satu penyebab turunnya aset PMV ini akibat terbatasnya sumber pendanaan,” sambung Bambang.

Alhamdulillah, Korem 043 Gatam Lampung Terima Dukungan Satu LCD Proyektor dari Disinfohlatad

Untuk Lembaga Keuangan Mikro (LKM), posisi Agustus 2021, total aset LKM meningkat sebesar Rp2,31Milyar atau 8,34% (yoy), namun secara ytd menurun sebesar Rp1,83Milyar atau 5,74% disebabkan adanya penarikan penyertaan modal untuk LKM yang berasal dari PNPM dan kebijakan LKM yang lebih berhati-hati dalam menyalurkan pinjaman.

Sementara dari sisi DPK, terdapat peningkatan sebesar Rp2,04 Milyar atau 30,14% (YoY) yaitu sebesar Rp6,77 Miliar posisi Agustus 2020 menjadi Rp8,82 Miliar pada posisi Agustus 2021.

Mantan Gubernur Lampung Era 1988-1997 Poedjono Pranyoto Tutup Usia

“Sedangkan secara year to Date (YtD) juga meningkat sebesar Rp691 Juta yaitu sebesar Rp8,12 Miliat pada Desember 2020 menjadi Rp8,82 Miliar pada Agustus 2021,” ungkap Bambang.

Untuk dana pensiun, jumlah aset dana pensiun di Provinsi Lampung meningkat sebesar Rp10,17 Milyar atau 6,67% yoy. Sejalan dengan peningkatan aset, investasi dana pensiun di Provinsi Lampung juga mengalami peningkatan sebesar Rp9,80 Milyar atau naik 6,57% (yoy).

Jurnalis Polda Lampung Terima Kunjungan Para Pimred Media

“Peningkatan investasi Dana Pensiun di Lampung didorong oleh peningkatan kinerja pasar modal maupun pasar uang sebagai salah satu pilihan investasi aset dana pensiun,” kata Bambang.

Sementara di industri asuransi, data per bulan September 2021, kinerja asuransi baik asuransi jiwa maupun asuransi umum yang berbasis konvensional atau syariah, kecuali asuransi jiwa syariah, menunjukkan peningkatan jika dibandingkan posisi September 2020.

Innalilahi Wainnailaihi Raji’un, Ameer Azzikra Putra Arifin Ilham Wafat, Story Sang Istri Bikin Terharu

“Terdapat kenaikan pada indikator pendapatan premi/kontribusi sebesar 0,66% dan kenaikan pada indikator klaim/manfaat bruto sebesar 0,08%,” kata Bambang.

Untuk industri Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi (Fintech Peer to Peer Lending), Jumlah pelaku fintech P2P Lending menurun jika dibandingkan di awal tahun sebanyak 148 entitas menjadi sebanyak 104 entitas.

Kanwil DJP Bengkulu-Lampung Memenangkan 81,67 Persen Sengketa Pajak

“Penurunan jumlah entitas disebabkan oleh tidak terpenuhinya persyaratan dan ketentuan, pelanggaran prinsipil dan rekonstruksi persiapan untuk penguatan modal, infrastruktur IT, peningkatan performa credit scoring system serta perbaikan syarat-syarat administratif untuk perizinan,” jelas Bambang.

Selanjutnya, pada sektor pasar modal, nilai transaksi efek di Provinsi Lampung selama tahun 2021 cenderung menurun namun nilainya lebih baik jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2020.

Wow, 2.159 ekor Burung Tanpa Dokumen Resmi Diamankan KSKP Bakauheni

“Peningkatan nilai transaksi efek ini didorong oleh peningkatan jumlah investor dan peningkatan pemahaman masyarakat Lampung melalui kegiatan edukasi yang banyak dilaksanakan baik oleh regulator, industri, akademisi maupun influencer,” jelas Bambang.

Lebih lanjut, Jumlah investor di Provinsi Lampung berdasarkan Single Investor Identification (SID) hingga posisi September 2021 adalah sejumlah 137.063 investor atau bertambah 70.404 investor dibandingkan posisi Desember 2020.

Ikan Paus Besar Ditemukan Mati Terdampar di Perairan Pedada

“Jumlah investor di Provinsi Lampung sebanyak 2,15% dari investor secara nasional yang mencapai 6.356.442 investor,” pungkas Bambang. (Fik/TI)

 

Loading