TOPIKINDONESIA.ID – Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno mengatakan, PDI-P menjadi kunci dari konstelasi politik 2024.
Adi Prayitno menegaskan, seluruh parpol kini sedang menanti keputusan partai banteng soal pencapresan.
Sehingga, peta koalisi yang ada saat ini sangat mungkin berubah jika PDI-P sudah menentukan langkah.
Diketahui, baru Partai NasDem yang sudah mendeklarasikan diri memilih Capres Anies Rasyid Baswedan menuju Pemilu 2024. Sementara dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya yang dibangun oleh Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa hingga saat ini masih mencair. Begitu juga dengan koalisi yang dibangun oleh PAN, Golkar dan PPP belum juga mendeklarasikan diri.
“Semua konfigurasi politik, semua poros yang terbentuk, semua partai politik, pasti sangat menuggu siapa yang akan diusung oleh PDI-P,” ungkap Adi baru-baru ini seperti dilansir dari Kompas.
Adi Prayitno yakin, koalisi partai politik yang sudah terbentuk hanya sebatas narasi. Kongsi-kongsi tersebut belum berani memunculkan nama capres cawapres definitif lantaran PDI-P masih bergeming.
Bagaimanapun juga, PDI-P merupakan partai penguasa. Partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu punya banyak instrumen yang mampu memengaruhi langkah parpol lainnya.
Misalnya, keberadaan Ganjar Pranowo yang digadang-gadang sebagai kandidat capres terkuat. Kader PDI-P itu menjuarai mayoritas survei elektabilitas capres dengan tingkat elektoral tembus 30 persen.
PDI-P juga menjadi partai pemenang pemilu dua kali berturut-turut, yakni pada 2014 dan 2019. Pada Pemilu 2019, suara partai banteng menyentuh 19,33 persen dari total suara nasional dengan perolehan 128 kursi DPR RI.
Capaian tersebut menempatkan PDI-P sebagai satu-satunya partai yang memenuhi ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold sehingga dapat mengusung capres cawapres sendiri.
Menurut survei berbagai lembaga, elektabilitas PDI-P menjelang Pemilu 2024 masih berada di urutan wahid dengan tingkat elektoral melampaui 20 persen.
Tak hanya itu, Presiden Joko Widodo, sosok yang disebut-sebut bakal punya pengaruh besar terhadap preferensi politik publik, juga menjadi bagian dari PDI-P.
Itulah mengapa, keputusan Megawati soal pencapresan bakal menentukan arah angin politik ke depan. Ditambah lagi 10 Januari 2023 nanti HUT ke-50 PDIP.
“Suka tidak suka, sebagai partai penguasa, PDI-P punya segalanya, punya banyak instrumen untuk mengubah konstelasi politik,” ungkap Adi Prayitno.
Menurut Adi Prayitno, tak jadi masalah bagi PDI-P jika keputusan politik mereka diambil pada detik-detik terakhir pencapresan. Toh, banyak partai diprediksi merapat jika partai banteng membuat keputusan yang dinilai menguntungkan.
“PDI-P mengumumkan (nama capres-cawapres) last minute pun pasti akan bisa mengubah konstelasi politik di skala nasional,” tegasnya.
Bahkan lebih dari itu, Adi Prayitno
menegaskan banyak partai yang bakal merapat ke PDI-P untuk berkoalisi jika Megawati menunjuk Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai capres.
Nama Ganjar sempat masuk dalam bursa pencapresan sejumlah partai politik, salah satunya NasDem. Meski belakangan diputuskan untuk mendukung pencapresan Anies Baswedan, namun, menurut Adi Prayitno, itu tak menutup peluang buat Ganjar dicalonkan oleh NasDem.
Tak hanya itu, Partai Amanat Nasional (PAN) juga terang-terangan menyatakan mempertimbangkan nama Ganjar sebagai capres, pun Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Masifnya dukungan buat Ganjar dinilai wajar lantaran politisi PDI-P itu punya modal elektabilitas besar. Dengan elektabilitas yang demikian tinggi, partai politik yang mengusung Ganjar diprediksi bakal mendapat limpahan elektoral.
“Siapa pun nanti yang mengusung Ganjar Pranowo akan mendapat coattail effect (efek ekor jas) minimal 4 sampai 6 persen,” tutur Adi.
Jika pun PDI-P urung mencalonkan Ganjar, Adi Prayitno sangat yakin banyak partai dan koalisi yang tergiur memberikan kendaraan bagi politisi PDI-P itu melaju ke panggung Pilpres 2024.
Telah ditegaskan berulang kali oleh elite partai banteng, keputusan terkait pencapresan ada di tangan ketua umum, Megawati Soekarnoputri. Namun, Sampai saat ini putri Proklamator itu masih bergeming.
Ketua DPP PDI-P Puan Maharani baru-baru ini mengatakan, PDI-P sudah memiliki nama capres sendiri. Namun, dia belum mau mengungkapkan siapa figur tersebut dan kapan akan dideklarasikan.
“Secepatnya (dideklarasikan), semua deg-degan ya menunggu calon PDI-P. Secepatnya, dan PDI-P punya calon (presiden),” kata Puan saat ditemui di Mal Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Menurut Puan, capres PDI-P bakal diumumkan pada 2023. Partai berlambang banteng itu masih menunggu momen yang tepat.
“Tanggal, bulan, jam yang terbaik buat calon (presiden) PDI-P. Nanti kita tunggu tahun depan,” ujarnya, seperti dikutip dari Kompas.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan, partainya batal menggelar rakernas karena dinamika politik terkini.
Selain itu, kata Hasto, fokus utama partainya saat ini adalah bergerak ke bawah membantu masyarakat mengatasi kesulitan ekonomi akibat pandemi Covid-19 dan dampak konstelasi geopolitik.
PDI-P juga tengah konsentrasi mempersiapkan ulang tahun partai ke-50 yang akan jatuh pada 10 Januari 2023. Bocorannya, akan ada kejutan dalam ultah PDI-P mendatang, meski belum bisa dipastikan apakah kejutan itu terkait pencapresan 2024 atau lainnya.
“Apakah dalam rakernas ibu ketum akan mengumumkan calon atau enggak, itu nanti dalam pertimbangan ketua umum untuk menetapkan,” kata Hasto di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta. (*)