TOPIKINDONESIA.ID, SURAKARTA – Dalam rangkaian terakhir kunjungan kerjanya di kota Surakarta, Jawa Tengah, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim meresmikan fasilitas baru berupa ruang praktek dan ruang teori siswa pada tiga Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Surakarta, yakni SMK Negeri 2 Surakarta, SMK Negeri 5 Surakarta, dan SMK Negeri 6 Surakarta. Fasilitas baru ini merupakan hibah dari PT. Astra Internasional Tbk., dan Sinar Mas.
Turut dihadiri Walikota Surakarta Gibran Rakabuming Raka. Pada acara peresmian tersebut, Menteri Nadiem menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Daerah Kota Surakarta yang terus berusaha menjalin kerja sama dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) untuk mewujudkan sekolah digital di kota Surakarta. Kegiatan itu tetap memperhatikan protokol kesehatan Covid-19 dengan 5M.
“Semoga program seperti ini dapat ke SMK lainnya yang memerlukan. Besar harapan kami kerja sama yang terjalin antara SMK dengan mitra industri akan menghasilkan berbagai macam inovasi yang mampu menjawab tantangan dunia masa kini dan masa depan, khususnya di bidang rekayasa perangkat lunak serta digital marketing and communication,” kata Menteri Nadiem dalam sambutannya di SMK Negeri 2 Surakarta, melalui siaran persnya kepada Topikindonesia.id, pada Senin (13/9/2021).
Menteri Nadiem berharap kolaborasi ini akan menjadi contoh praktik baik perbaikan SMK bagi sekolah-sekolah lain di Kota Surakarta dan di seluruh Indonesia.
“Saya yakin hasil dari kolaborasi ini akan semakin memupuk ketangguhan anak-anak kita dalam menghadapi tantangan di masa depan. Mari, kita terus tumbuhkan semangat berkembang dan berinovasi untuk vokasi kuat, menguatkan Indonesia,” terang Mendikbudristek.
Pendidikan vokasi yang mengedepankan ilmu praktis, kata Mendikbudristek semestinya mampu membangun keterampilan yang dibutuhkan dunia kerja. Namun, pada kenyataannya, daya serap lulusan SMK di dunia kerja cukup rendah. Hal tersebut disebabkan masih cukup besarnya jarak antara kemampuan yang diajarkan di sekolah dengan kemampuan yang dibutuhkan dunia kerja, khususnya dengan perkembangan teknologi dewasa ini.
“Kita membutuhkan kolaborasi yang lebih erat dan bersifat holistik antara pendidikan vokasi dengan dunia usaha dan dunia industri,” ujar Menteri Nadiem.
Untuk itu, sejalan dengan visi nasional penguatan SMK untuk membangun sumber daya manusia (SDM) unggul calon pemimpin masa depan, Kemendikbudristek saat ini menjadikan revitalisasi pendidikan vokasi sebagai salah satu prioritas Merdeka Belajar. Pada peluncuran Merdeka Belajar episode kedelapan, Kemendikbudristek telah memperkenalkan SMK Pusat Keunggulan sebagai kelanjutan dari SMK Pusat Keunggulan.
“SMK Pusat Keunggulan merupakan terobosan komprehensif yang ditujukan untuk menjawab tantangan dalam rangka pembenahan kondisi SMK saat ini, agar semakin sejalan dengan kebutuhan dunia kerja,” ujar Menteri Nadiem.
Salah satu terobosan dalam transformasi pendidikan vokasi adalah perancangan dan penerapan skema kolaborasi link and match 8+i antara SMK dengan mitra industri. Skema ini memastikan peran aktif mitra industri dalam meningkatkan kualitas SMK dan lulusannya, mulai dari kurikulum, sumber daya manusia, sampai ketersediaan infrastruktur.
Menutup sambutannya, kepada mitra-mitra industri yang hadir di SMKN 2, Mendikbudristek mengatakan, “Beri tahu kami apa yang diperlukan untuk menghadirkan kolaborasi-kolaborasi yang lebih luas dan bermanfaat. Saya mengajak mitra industri untuk tidak lagi melihat SMK sebagai sekolah, tetapi sebagai bagian dari rantai pasokan, laboratorium inovasi, dan arena transformasi SDM.”. (Fik/TI)