TOPIKINDONESIA.ID, JAKARTA – Kabar Duka datang dari kalangan aktivis Anti korupsi, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane meninggal dunia pada Rabu (16/6/2021) sekira pukul 10 pagi. Kerabat Neta S Pane, Data, membenarkan kabar duka itu.
Ia mengaku juga baru mendapatkan kabar kepergian sahabatnya itu dari putra Neta S Pane.
“Bener, barusan saya dikabari putranya, Fajar,” katanya ketika dikonfirmasi awak media, Rabu (16/6/2021).
Ia pun membenarkan jika Neta S Pane meninggal karena terpapar virus corona (Covid-19). “Iya,” singkatnya.
Informasi ini juga dibenarkan oleh kerabatnya Yon Moeis. Neta disebut meninggal karena Covid-19.
“Betul, tadi sekitar pukul 10.40 WIB di RS Mitra Bekasi Barat,” katanya saat dihubungi wartawan.
Menurutnya, Neta telah dirawat di rumah sakit sejak 5 Juni lalu karena positif covid-19.
Selain itu, Informasi ini juga dibenarkan Edi Hasibuan, Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategi Kepolisian Indonesia.
“Iya benar, kita sampaikan turut berduka cita sedalam-dalamnya. Kita kehilangan pengamat kepolisian yang kritis dan banyak memberi masukan dalam memajukan Polri yang semakin baik,” tuturnya.
Menurut kabar yang beredar beberapa waktu lalu, Neta S Pane menjalani perawatan di rumah sakit. Ia dirawat di rumah sakit karena positif Covid-19.
Sebelumnya, beredar kabar kepergian Ketua Presidium IPW Neta S Pane. Ia meninggal di RS Mitra Keluarga, Bekasi Barat.
“Semoga Almarhum H. NETA SAPUTRA PANE diterima amal ibadahnya, diampuni segala kesalahannya dan dilapangkan kuburnya. Insyaallah memperoleh tempat terbaik di sisi-Nya,” demikian bunyi pesan itu
Neta merupakan Ketua Presidium IPW sejak 2004 hingga sekarang.
Memulai kariernya di bidang jurnalistik dengan menjadi reporter di SKH Merdeka di Jakarta.
Ia kemudian menjadi Wakil Pimpinan Redaksi Surat Kabar Jakarta tahun 2002-2004. Neta kemudian aktif sebagai aktivis hingga menjabat Ketua Presidium IPW.
IPW sendiri adalah lembaga swadaya masyarakat yang mengawasi kinerja kepolisian. Anggota lembaga ini terdiri dari pengamat, wartawan, pakar, hingga akademisi yang peduli masalah kepolisian.
Aktivis kelahiran Medan, 18 Agustus 1964 ini rutin mengirimkan rilis-rilis kegiatan IPW di Media online Topikindonesia.id. (Red/TI)