Ungkap Kronologis Sebelum Meninggal, Keluarga Korban Minta Polisi dan Jaksa Mengungkap Secara Tuntas dan Menghukum Berat Pelaku

Mustofatun dan Yono keluarga korban, saat diwawancarai dikediaman Korban Reni alias Tukini Binti Tukimin di Gincing, Lebak Peniangan, Rebang Tangkas, Kabupaten Waykanan, Sabtu (21/08/2021). Foto: Taufik Rohman

TOPIKINDONESIA.ID, WAYKANAN – Keluarga korban pembunuhan yang ditemukan di sebuah sumur tua di daerah Way Pangubuan Kabupaten Lampung Tengah 4 bulan yang lalu, Reni (57) alias Tukini bin Tukimin warga Kampung Gincing atau Lebakpaniangan, Kecamatan Rebangtangkas, Kabupaten Waykanan. Korban diduga dibunuh oleh suami siri-nya Joko (45) warga Jalan 12 Kampung Terbanggi Besar, Kecamatan Terbanggi Besar. Meminta polisi mengusut tuntas kasus ini, dengan membuka secara seterang-benderang serta menghukum berat pelaku sesuai perbuatannya.

Hal ini disampaikan oleh pihak keluarga yakni Yono (42). Ia sangat menyesalkan kelakuan Joko yang selama ini sudah hidup bersama korban bahkan ‘dihidupi’ dengan kecukupan uang dan harta, tetapi tega berniat keji bahkan nekat melakukan pembunuhan dan sampai menghilangkan nyawa bibi kandungnya itu.

“Kami meminta pihak kepolisian dan kejaksaan menghukum berat pelaku sesuai perbuatannya yang tega menghabisi nyawa bibi kami,” ungkap Yono, saat diwawancarai dikediaman Korban Reni alias Tukini Binti Tukimin di Gincing, Lebak Peniangan, Rebang Tangkas, Kabupaten Waykanan, Sabtu (21/08/2021).

Selain meminta polisi dan jaksa mmberikan dakwaan dan hukuman berat, ia juga meminta polisi membantu memulihkan asset korban yang berada ditangan pelaku, sebab diketahui, ada sejumlah tabungan, uang dan benda bergerak yang diyakini masih dikuasai pelaku joko.

“Kami menuntut hak korban, itu kan ada kalung emas 20 gram, surat menyurat, barang bergerak yaitu mobil Ertiga warna putih, motor yang dipakai waktu pergi, uang Rp409 juta. Karena bibi saya pernah cerita nilai asetnya itu besar, miliaran, itu uang bahkan sempat dipakai pelaku dengan alasan investasi. Kan semua transaksi dagang dan simpanan bibi saya ini semua ditangan Joko. Ada via rekening ada juga yang cash,” pinta Yono didampingi kakak kandung alm Tukini yakni Bunadi bin Tukimin (69).

Baca juga Sebut Ada Kejanggalan, PBHI Lampung Pertanyakan Soal BB dan Prosedur Hukum Kasus Reni Alias Tukini di Polres Lamteng

Yono yakin, hingga kini semua asset milik Reni alias Tukini dari bisnis daging, jual beli karet dan sebagainya masih belum semuanya diungkapkan atau diakui pelaku Joko, ia khawatir sejumlah asset itu ‘kabur’ bahkan hilang tanpa diketahui pihak keluarga.

“Periksa harta pelaku, baik, kemana alirannya, semua perlu, karena joko masih ‘tutup mulut’, jadi kami pihak keluarga belum puas ini harus terungkap,” tegas Yono.

Yono bahkan mengungkap fakta lain, bahwa selama ini pelaku nikah dengan korban keluarga tenang-tenang saja, tidak ikut campur walaupun mungkin istri sah Joko tidak tahu, bahkan ia juga menduga anak istrinya juga turut dihidupi dari aliran uang hasil keringat bibinya.

“Ya patut diduga jugalah Joko ini simpan asset bibi saya dimana, dikasih ke siapa. Karena selama ini diketahui bahwa Joko ini bukan siapa-siapa tapi bisa punya mobil dan uang banyak, lah darimana itu, dan ini harus diselidiki,” pintanya.

Sementara itu, Mustofatun adik korban, menceritakan kronologis sebelum kakaknya tersebut hilang dan kemudian ditemukan sudah meninggal dunia di daerah Way Pangubuan Lampung Tengah di sumur tua.

“Saat itu saya di belakang rumah mau ke sumur, pada Jumat (16/4/2021) sekitar pukul 2 kurang sepuluh menit. Saya mendengar kakak saya itu menutup rolling door. Kemudian saya lihat dia keluar bersama suaminya dengan kendaraan motor Beat memakai helm. Itu sebelum hilang,” kata Mustofatun saat diwawancarai dikediaman almarhumah, Sabtu (21/8/2021).

Sebenarnya, kata Mustofatun sore Kamis (15/4/2021) itu anaknya mau diajak untuk menemani ke Kotabumi mengambil barang bisnisnya. Namun ternyata tidak jadik jadi diajak.

“Karena pas malam itu jam 2 kurang sepuluh menit anak saya justru ditinggalin, gk jadi diajak. Mereka keluar berdua naik motor Beat,” ungkap Mustofatun.

Pihak keluarga pun tidak menaruh curiga awalnya, karena kakak mereka pergi bersama suaminya. Lantas setelah beberapa hari hilang dan tidak diketahui keberadaannya, baru keluarga bertanya-tanya ada sesuatu yang janggal.

Ditambahkan oleh Yono, pada Senin (19/4/2021) si Joko (suami korban,red) pulang lagi ke rumah korban secara sendirian. Dan mencarinya, tapi karena posisinya masih di Gunung di Kebun, Joko hanya bertemu dengan istrinya Yono.

“Kemudian, Dia (Joko) nelpon ke saya. Dan dia masih pura-pura nanya, kemana bibinya kok gak pulang-pulang. Saya bilang kan kamu suaminya, gak mungkinlah kamu tidak tahu. Kalau saya, ya gak tahu dimana keberadaannya. Joko bilangnya mau nyari. Saya curiganya pas di hari Selasa. Karena saat itu saya tidak ketemu lagi dan hari Selasa (20/4/2021) itu mulai mencari,”ungkap Yono ponakan korban

“Mustofatun adik korban, bercerita ke saya. Bibi mu kok gak biasanya. Karena biasanya telpon ke saya. Bibi mu cerita Joko itu berangkat sama Istrinya jam 9 malam abis taraweh. Padahal jam 2 kurang 10 menit itu masih di rumah,” bener Yono.

Yono mengulas kembali, kronologi sebelum penemuan bibinya.
Lalu Yono meminta Joko untuk pulang ke kediaman korban di Desa Gincing, untuk melapor ke pihak kepolisian, karena hilang gak pulang. Dan alasannya suaminya itu dia sedang mencari istrinya.

“Kemudian saya suruh supaya si Joko itu kembali lagi hari Rabu, suruh pulang suruh laporan. Dan hari Kamis saya suruh lagi supaya laporan. Tapi dia bilang hak kamu itu untuk melapor. Maka saya laporan ke Polsek Rebang Tangkas pada Sabtu (24/4/2021),” ungkap Yono

Menurut Yono yang didampingi Sanun paman korban, Pada hari Sabtu (24/4/2021) sore itu Kapolsek kesini dan ketemu pamannya Sanun, kemudian polisi melakukan penyelidikan dan Mencari barang bukti untuk mencari petunjuk.

“Nah ada surat pindah Joko yang disini dibawa kesana. Dan menunjukan kalung tadi ke Mustofatun. Ditanya juga si Puput, kayaknya pernah liat tapi sudah lama. Kemudian lalu ke Polsek lagi,” kata Sanun.

Singkat cerita, lanjut Yono, dia ditunjukkan kalung oleh Kanit Rebang Tangkas. “Kemudian setelah itu saya ngobrol ngobrol ke Kanit pada malam dan bertanya-tanya. Terus kemungkinan ini si Joko tidak aktif lagi nomor telepon. Benar saja pada hari Jumat itu nomor telepon gak aktif lagi,” beber Yono.

Yono (42) (tengah) keluarga korban, saat menceritakan kronologis korban sejak hilang hingga ditemukan sudah meninggal, di kediaman korban yang berada di Kampung Gincing atau Lebakpaniangan, Kecamatan Rebangtangkas, Kabupaten Waykanan, Sabtu (21/08/2021). Foto: Taufik Rohman

Kemudian, kata Yono, dirinya menghadap ke Kapolsek Rebang Tangkas, ada anggota Sofyan, Viktor, dan Pak Iwan Kapolsek. Dia menunjukkan foto, dan itu foto bibinya dan ada kalung.

“Jadi pas hari Senin (26/4/2021) Kapolsek bilang. Ini ada penemuan mayat di sumur tua di daerah Way Pangubuan Lampung Tengah. Dan menunjukkan foto. Terus kata Kapolsek kamu ditunggu sama Kapolres Lampung Tengah. Karena ada penemuan mayat di Lamteng. Kemudian saya ke Lampung Tengah, dan yang mendampingi saya adalah Pak Sofyan dan Pak Viktor. Di pom bensin Baradatu saya ditunjukkan foto lagi, dan benar itu foto bibi saya,” kata Yono

“Jadi yang berangkat ke Lampung Tengah itu saya sendiri, kemudian adik kandung almarhum yakni Pak Tukiyat dan istrinya, serta dua anggota. Ke Polres Lampung Tengah pada Senin itu. Ditanya tentang kalung itu. Dan kemudian ada titik terang. Ada celana juga, dan diketahui bener bahwa itu celana korban, ” kata Yono.

Selanjutnya, kata Yono, pada Senin (26/4/2021) sore itu juga, Joko (suami korban, red) sudah langsung dipegang Kepolisian. Dan mobil Ertiga serta mobil L300 ada di Joko itu.

“Paginya pada hari Selasa (27/4/2021) saya mengambil jenazah. Setelah itu saya tidak ada kabar tindaklanjut penyidikannya. Sampai sebulan lebih,” kata Yono.

Pihak keluarga, lanjut Yono meminta agar pihak kepolisian dapat mengungkap kasus itu secara tuntas dan menghukum pelakunya seberat-beratnya.

“Kami meminta pihak kepolisian dan kejaksaan menghukum berat pelaku sesuai perbuatannya yang tega menghabisi nyawa bibi kami,” pintanya. (Fik/TI)

 

Loading