TOPIKINDONESIA.ID, BANDARLAMPUNG – Anggota Komite IV DPD RI daerah pemilihan Lampung Abdul Hakim meminta pelaksanaan vaksinasi massal tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Ia prihatin dengan kejadian pembubaran peserta vaksinasi massal yang malah berkerumun dan berpeluang penularan covid-19.
Abdul Hakim mengatakan, vaksinasi massal berguna untuk menghadirkan kekebalan komunal atau herd immunity. Sebab itu, pelaksanaannya juga harus mematahi protokol kesehatan.
“Jika protokol kesehatan tidak ditaati, vaksinasi massal justru akan menimbulkan klaster baru. Sebab itu, ia meminta Satgas Covid-19 di Lampung untuk memperhatikan penerapan protokol kesehatan itu,” kata Abdul Hakim, Sabtu (3/7/2021).
Seperti diberitakan sejumlah media massa daring, Satgas Covid-19 Kota Bandar Lampung membubarkan pelaksanaan vaksinasi massal di Dinas Kesehatan Lampung. Pasalnya, peserta yang membeludak dan berkerumun justru berpeluang memperbesar terpaparnya corona antarwarga.
Abdul Hakim mengatakan, evaluasinya sejauh ini, pelaksanaan vaksinasi massal berjalan baik. Ia melihat di sejumlah puskesmas di Bandar Lampung pelaksanaan vaksinasi massal berjalan dengan rapi dan tertib.
Petugas mampu mengatur warga yang hendak divaksin tanpa menimbulkan kerumunan.
Ia juga mengapresiasi pemangku kepentingan lain yang sukses menggelar vaksinasi massal yang menjadi target pemerintah pusat yakni 1 juta vaksin per hari.
Abdul Hakim juga salut dengan TNI dan Polri yang juga bergerak cepat melakukan vaksinasi massal bekerja sama dengan lembaga pendidikan. Hari ini saja di kampus Universitas Teknokrat Indonesia, dilakukan vaksin bekerja sama dengan TNI dan Polri dalam tajuk Serbuan Serentak Vaksin Nasional.
Abdul Hakim memprediksi, jika dalam sehari mampu melaksanakan vaksinasi sebanyak 1 jyta dosis, kekebalan komunal akan segera tercipta.
Meski demikian, Abdul Hakim tetap mengajak masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan meski sudah divaksin. Utamanya menjalankan 5N, yakni memakai masker medis berlapis kain, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas sosial.
Ia juga mengapresiasi pelaku usaha yang taat untuk tidak membuka usaha sampai malam. Meski demikian, layanan beli kemudian dibawa pulang ketimbang makan di tempat bisa menjadi langkah agar upaya ini berhasil tanpa menutup sama sekali usaha masyarakat. (Fik/TI)