TOPIKINDONESIA.ID, BANDARLAMPUNG – Anggota Komite IV DPD RI daerah pemilihan (Dapil) Lampung Abdul Hakim mendorong warga komitmen memisahkan sampah organik dan nonorganik untuk mengurangi volume sampah di TPA Bakung.
Saban hari, seribu ton sampah masuk ke TPA Bakung. Jika itu terus terjadi dan tidak ada teknologi yang bisa mengurai sampai, luas TPA Bakung tak bakal sanggup menampung volume sampah seluruh warga Kota Bandarlampung.
Untuk itu, Abdul Hakim mengajak warga dari mulai rumah tangga, RT, RW sampai kelurahan komitmen memisahkan sampah. Selain itu, ia juga mendorong pemuda di lingkungan untuk membentuk bank sampah yang bisa didaur ulang dan menghasilkan nilai ekonomis dari situ.
Abdul Hakim menilai, cara ini bisa efektif mengurangi volume sampah yang tiap hari diangkut armada ke TPA Bakung.
“Peran aparatur pemerintah di tingkat kelurahan juga penting,” kata Abdul Hakim, Rabu (28/4/2021).
Sebab, dengan sosialisasi yang terus menerus, kesadaran warga bisa tumbuh. Dan di tiap lingkungan sudah mulai ada langkah konkret mengurai sampah sejak dini. Dengan demikian, warga bisa mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA Bakung.
Persoalan sampah, kata Abdul Hakim, menjadi klasik untuk Bandarlampung yang sudah metropolitan dengan penduduk satu jutaan jiwa. Cara mengurai sampah, memisahkan yang organik dan nonorganik, dipercaya bisa mengurangi persoalan sampah rumah tangga di kota ini.
Senator Lampung itu juga mengajak semua pemangku kepentingan untuk peduli dengan hal ini. Jika tak ada langkah konkret, persoalan sampah tak bakal selesai di Bandarlampung.
Ia juga mendorong Wali Kota Eva Dwiana untuk mulai merancang strategi pengelolaan sampah di kota ini. Payung perda semestinya menjadi dasar bergerak mulai menuntaskan persoalan sampah yang dihadapi Pemerintah Kota dan warga Bandarlampung. (Fik/TI)