TOPIKINDONESIA.ID – Menyambut 1 Muharam 1444 Hijriah, ratusan masyarakat Kelurahan Bumi Waras, Kecamatan Bumi Waras, Kota Bandar Lampung, yang tergabung dalam Paguyuban Wangsa Sayilendra, antusias melestarikan tradisi do’a bersama, sedekah Bumi dan sedekah laut, pada Jumat (29/07/2022) malam.
Guru Besar Paguyuban Wangsa Sayilendra, Ki Ageng R Indra Fatahillah PB mengatakan, tradisi sedekah bumi dan sedekah laut ini di laksanakan sebagai bentuk nyata melestarikan budaya, sesuai dengan tema, “Dengan Budaya Kita Memperkuat Talisilaturahmi Antar Umat Beragama Untuk Indonesia”.
“Tradisi ini rutin tiap tahun kita laksanakan, karena situasi Covid – 19, maka pelaksanaannya tidak di diadakan besar-besaran melainkan secara sederhana,”kata Ki Ageng R Indra Fatahillah PB.
Perlu di ingatkan, lanjutnya, sebagai bangsa yang kaya akan kearifan lokal, tentunya sudah menjadi kewajiban bersama untuk melestarikannya agar tidak punah atau hilang.
“Untuk itu, kami merasa bersyukur kepada Allah SWT, atas nikmat sehat dan rezeki yang diberikan sehingga dapat kembali berkumpul atau bersilaturahmi untuk bersama-sama melaksanakan tradisi sedekah bumi dan sedekah laut,”terangnya.
Malam ini adalah malam 1 Muharam 1444 Hijriah, lanjutnya, masyarakat, menggelar sedekah bumi dengan cara berdo’a dan dzikir bersama anak yatim.
“Setelah itu, bersama-sama membawa sedikit rezeki dari hasil bumi dan laut, untuk dilarung ke laut. Itu sebagai bentuk ucapan terimakasih (syukur) dan berbagi kepada bumi dan laut. Semoga saja, kebaikan yang kita lakukan, akan berbuah baik khususnya bagi masyarakat pesisir agar dijauhkan dari bala (musibah), sehat selalu dan dimurahkan rezekinya,”do’a Ki Ageng R Indra Fatahillah PB.
Dari pantauan dilokasi, usai do’a dan dzikir bersama, Ki Ageng R Indra Fatahillah PB menyantuni anak yatim, lalu ratusan masyarakat dengan membawa obor, nampak antusias mengikuti tradisi sedekah bumi dan sedekah laut (pelarungan). Tepat pukul 00.00 WIB, masyarakat berjalan kaki mengarak (membawa) berbagai macam hasil bumi dan hasil laut diantaranya, kepala kerbau; sayur – sayuran dan bunga yang telah dido’a kan dari rumah hingga ke bibir pantai, kemudian Ki Ageng R Indra Fatahillah PB, melarungnya ke laut, di sekitar Gunung Kunyit.(robin)