Dibuka Gus Ami Secara Online, Nunik Kembali Nakhodai PKB Lampung

TOPIKINDONESIA.ID, BANDARLAMPUNG– Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Provinsi Lampung menggelar musyawarah wilayah (Muswil) 9-10 Januari 2021 di Hotel Novotel, Bandarlampung.

Dalam Muswil ini, DPP PKB menerima laporan ketua DPW PKB Lampung sekaligus memberikan SK Kepengurusan yang baru untuk periode 2021 – 2026.

Dalam kepengurusan yang baru ini, DPP PKB kembali menunjuk Chusnunia Chalim (Nunik) sebagai ketua DPW PKB Lampung.

Perwakilan dari DPP PKB yang memimpin jalannya Muswil yakni, ketua DPP PKB Bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak memimpin, Siti Masrifah dan sekretaris Muswil anggota DPR RI Fraksi PKB Ella Siti Nuryamah.

Ketua DPP PKB Bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak memimpin, Siti Masrifah yang juga pimpinan Muswil menjelaskan sejumlah target untuk DPW PKB Lampung, misalnya menambah kursi DPR RI menjadi empat kursi.

“DPR RI sekarang masih dua, ini pesan ketum juga, nanti untuk tahun 2024 harus bisa digenjot lagi. Masih ada peluang di Dapilnya mbak Ella bisa satu kursi lagi kan?” katanya dijawab siap oleh peserta Muswil.

Muswil ini digelar secara serentak DPW PKB se-Indonesia. Muswil dibuka secara langsung oleh Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar (Gus Ami) secara online melalui aplikasi Meeting Zoom.

Dalam sambutannya Gus Ami mengatakan karena masa Pandemi Covid 19, maka ia tidak bisa hadir secara langsung ke daerah untuk melaksanakan Muswil.

“Masa pandemi sehingga saya tidak bisa hadir langsung, tapi disatu sisi hal ini epektif karena saya bisa hadir di seluruh wilayah secara online,” katanya.

Dalam Muswil ini, tidak ada pemilihan ketua DPW, namun DPP melakukan evaluasi dengan menerjunkan tim ke daerah untuk mengkaji usulan nama-nama calon ketua DPW dari DPC PKB masing-masing.

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar atau Gus AMI menyatakan, Muswil adalah momentum untuk melaksanakan evaluasi kinerja, kapasitas kepemimpinan, prestasi, kekurangan dan juga kelebihan dalam lima tahun berjalannya partai.

“Muswil adalah momentum kita bisa melakukan titik awal baru dengan menjadikan background masa lalu lima tahun sebagai pijakan modal dan kekuatan langkah di masa yang akan datang. Muswil kali ini ditandai dengan evaluasi kinerja kepemimpinan, kepengurusan dan organisasi yang sudah dimulai dua bulan terakhir ini,” kata Gus AMI saat memberi sambutan sekaligus membuka Muswil DPW PKB se Indonesia secara virtual, Sabtu (9/1/2021).

Wakil Ketua DPR RI ini mengaku sudah mendapatkan laporan dari tim evaluasi kinerja DPW PKB, baik yang datang ke lokasi di DPW-DPW, maupun yang terus melakukan monitoring perkembangan dan evaluasi DPW-DPW se Indonesia. Dia bersyukur sebagian besar hasil evaluasi kinerja tersebut menyenangkan dan membanggakan.

BACA JUGA:  Pemulihan Ekonomi untuk Lampung

“Oleh karena itu selamat kepada yang sukses, awas hati-hati kepada yang belum sukses, kali ini sahabat-sahabat yang dievaluasi dalam forum Muswil,” tutur Gus AMI.

Gus AMI juga menyinggung masa sulit pandemi Covid-19 yang masih menghantui Indonesia saat ini. Menurut dia, sudah waktunya PKB mengonsolidir barisan, baik di eksekutif maupun di legislatif. Terutama dalam konteks menghadapi tantangan sulit pandemi yang berakibat pada krisis atau resesi ekonomi yang berujung pada PHK, pengangguran yang semakin banyak, dan ketidakmampuan UMKM maupun bisnis untuk tumbuh.

Antisipasi yang paling nyata dan terkait dengan PKB, lanjut Gus AMI, ada tiga hal. Pertama, resesi dan krisis ekonomi akan melahirkan masalah ekonomi dan sosial di tengah masyarakat. Banyak yang kehilangan penghasilan, banyak yang menjadi pengangguran baru, dan banyak yang mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan keluarga.

Kedua, akibat resesi dan krisis ekonomi ini kesenjangan sosial akan terjadi di mana-mana yang akan dihadapi secara langsung oleh masyarakat paling miskin. Mereka akan menjadi titik kesenjangan yang paling nyata.

“Ini berakibat pada antisipasi keadaan sosial di tengah kita. Keadaan sosial itu berarti membutuhkan penanganan dan kemampuan kita untuk ikut mengantisipasi masalah ini. Kesenjangan ini konotasi yang paling gampang adalah krisis sosial,” kata Gus AMI.

Ketiga, dampak resesi dan krisis ekonomi yang paling krusial adalah konflik horizontal. Menurut Gus AMI, keadaan ini sangat rentan terjadi dan harus diantisipasi oleh seluruh stakeholder PKB.

Gus AMI juga menyoroti kemungkinan dampak buruk dari resesi tersebut terhadap politik tanah air. Dia menyatakan, ada sejumlah tanda politik Indonesia turut mengalami krisis. Pertama, sistem politik tidak nyambung dengan keadaan masyarakat.

“Rutinitas politik, produk legislatif, dan kinerja eksekutif tidak menunjukkan tanda-tanda politik yang memiliki signifikansi ketersambungan langsung terhadap krisis social maupun dampak ekonomi yang terjadi,” kata dia.

Kedua, krisis politik yang berakibat pada hilangnya trust (kepercayaan) masyarakat kepada pejabat pemerintah, baik eksekutif maupun legislative.

“Biasanya diawali ketidakpercayaan public kepada partai politik,” tutur dia.

“PKB jangan sampai tidak dipercaya publik akibat krisis ekonomi maupun krisis sosial. Inilah yang harus diwaspadai dan ditata betul agar PKB ketika menghadapi resesi ekonomi, krisis sosial maupun politik, PKB tetap bisa hadir dan menjadi garda terdepan mengatasi masalah yang dihadapi masyarakat,” tukasnya.

BACA JUGA:  Aklamasi Henry Yosodiningrat Kembali Pimpin DPP GRANAT Periode 2022-2027

Perjuangan dari 40 kursi Hingga 70 kursi DPRD

Sementara ketua DPW PKB Lampung Chusnunia dalam laporan pertanggungjawabannya menjelaskan perjalanan DPW PKB Lampung.

“Semoga kegiatan kita berjalan lancar, dan bermanfaat, peserta yang berbahagia hari ini, melanjutkan roda organisasi, perjuangan partai. Cukup panjang perjalanan kita bersama menggerakkan roda organisasi dari 2007 kita bersama, 2009 melahirkan 20an kursi PKB Lampung, 2014 melahirkan kursi 40an lebih, dan positif negatif plus minus ,yang menghasilakn perbaikan-perbaikan selalu kita lakukan setiap tahapannya,” kata dia.

Selanjutnya menurut Nunik, perjuangan menuju kursi eksekutif juga dilakukan.

“Sampai kita memberanikan diri melangkah di 2015, berjuang di pilkada berjuang di 2015 lalu, ada saya ada mas Okta Rijaya (sekretaris dpw PKB Lampung saat itu) di Pesawaran, ada Erlina di Pesisir Barat, ada Kh Soleh Bajuri di Lampung Selatan. Dari sekian kader yang ditugaskan berjuang, belum semua mendapatkan keberhasilan atau tepatnya keberhasilan yang tertunda. Berjuang di pilkada saya jadi bupati perempuan pertama di Provinsi Lampung, dan Erlina wakil bupati perempuan pertama di pPovinsi Lampung di Pesisir Barat,” ungkapnya.

Perjuangan terus Nunik tak berhenti. Selangkah demi selangkah menuju cita-cita perjuangan terus dilakukan.

“Tidak berhenti di situ, di 2016 saya dilantik, 2017 kita seperti gadis desa, yang dikeroyok kumbang, 2017 kita diberi kesempatan, beberapa calon gubernur datang, tadinya sya ingin tetap melanjutkan pengabdian, namun karena dinamisnya, hasil musyawarah bersama, ketika kader diperintah organisasi tidak ada kata menolak. Apapun perintah organisasi kader harus siap menjalankan.”

“Maka Desember 2017, di minggu pertama bulan desember ketum memanggil saya dicalonkan sebagai wakil gubernur mendampingi pak Arinal Djunaidi. Dan alhamdulillah PKB dipercaya menjadi wakil gubernur Provinsi Lampung,” kenangnya.

Setelah terpilih sebagai wakil gubernur Lampung, Nunik menceritakan sebagai ketua DPW PKB Lampung ia harus menyiapkan kader untuk kembali bertarung dalam perhelatan Pemilu 2019.

“Perjalanan belum usai, belum setahun menjabat, 2018 dilantik kembali harus menyiapkan kader yang akan berjuang di 2019, dan alhamdulillah, saya sampaikan 2014 dari 40 sekian kursi, dengan konsolidasi di masing-masing wilayah, 2019 kita menghasilkan kursi 70an. Itu bukan kerja Nunik, Okta, sendiri atau siapapun, itu kerja bersama seluruh DPW, DPC, dan tentu seluruh doa dewan syuro Provinsi Lampung,” kata dia.

BACA JUGA:  Umumkan Nama Baru Koalisi, Prabowo: Kita Sebut Koalisi Indonesia Maju

Medsos Wajib Bagi Kader PKB
Masih menurut ketua DPW PKB Lampung Chusnunia, berbagai tantangan ke depan mulai terukur dengan jelas.

Ada lima hal yang terus dilakukan, ykani membenahi manajemen, pola hubungan, kerja politik, melaksanakan kolaborasi kegiatan stake holder dalam rangka jangkauan, konsistensi kepentingan rakyat dalam kebiakan pemerintah daerah.

“Dalam konsolidasi internal, melakukan penguatan banom, garda bangsa dan perempuan bangsa. Garda Bangsa dan Perempuan Bangsa pengurus yang lengkap di seluruh 15 kab/kota. Dengan penguatan banom tersebut memudahkan langkah kerja politik PKB Lampung, melakukan kerja politik kemasyarakat,” ucapnya.

Selain itu, tak kalah penting saat ini media sosial sebagai alat yang efektip untuk menjangkau masyarakat.

“Penataan adminsitasi dan media sosial di era industri 4.0 medsos sangat signifikan terhadap posisi kita di bidang politik. Maka DPW melakukan perekrutan kader digital. Seluruh anggota dewan dan eksekutif dalam hal ini bupati dan wakil bupati, aktif di medsos, menjadi hal yang wajib, seluruh pengurus juga diwajikan memiliki medsos, sebagai salah satu media kita bersentuhan dengan pemilih dengan mudah,” paparnya.

Dalam hal isu keterwakilan perempuan, menurut Nunik PKB merupakan partai yang paling tinggi keterwakilan perempuan di Lampung.

“Isu keterwakilan perempuan dari 2019 kita menduduk kan kader perempuan 44 persen dari angggota dewan PKB, tertinggi dari parpol lain, artinya komitmen kesetaraan gender berkomitmen tinggi,” tambahnya.
Tahun 2024 Nunik berharap menjadi tahun emas bagi PKB.

“Semangat kader luar biasa, optimistis 2024 tahun emasnya PKB Lampung. Seperti dicanangkan tahun lalu, mudah-mudahan terkabul PKB Lampung menyumbangkan 100 kursi,” katanya deiiringi amin dari peserta Muswil.

“Yang aminnya keras tadi, mudah-mudahan bisa duduk diantara 100 kursi itu,” pungkasnya. (Fik/TI)

Pengurus DPW Lampung Hasil Muswil berdasarkan Keputusan DPP PKB Nomor : 5088/DPP/01/2021

Dewan Syura:

Ketua Muchtar: Sya’roni
Sekretaris : HJ. Binti Amanah

Dewan Tanfidz
Ketua : Hj. Chusnunia Chalim, M.Si., Ph.D
Sekretaris: Hi Seh Ajeman S.Ag
Bendahara: Maulidah Zauroh, MA.Pd